Bisnis fintech syariah diperkirakan akan tumbuh merekah pada tahun ini. Salah satu pendorongnya karena bertambahnya jumlah pemain baru yang saat ini sedang mengurus izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Ada puluhan fintech yang antre untuk mendapat izin OJK. Beberapa di antaranya adalah fintech syariah," kata Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah, beberapa waktu lalu.
Selain kedatangan pemain baru, bisnis syariah akan terus berkembang berkat bonus demografi penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim. Ini menjadi peluang untuk digarap karena tingkat ekonomi syariah di Indonesia masih rendah.
Kehadiran aturan baru yang tengah digodok regulator juga jadi peluang. Rencananya, ada revisi POJK/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Aturan ini akan memberi ruang bagi fintech syariah untuk tumbuh yang sebelumnya tidak diatur secara rinci.
Hingga akhir 2020, nilai pinjaman fintech syariah mencapai Rp 1,7 triliun, naik dari realisasi tahun sebelumnya Rp 1 triliun. Saat itu, jumlah pemain fintech syariah baik yang terdaftar maupun berizin berjumlah 10 platform.
Salah satu pemain, PT Alami Fintek Sharia (Alami) telah menyalurkan pembiayaan Rp 187 miliar pada kuartal pertama 2021. Nilai tersebut meningkat 20 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan realisasi itu, perusahaan menargetkan pembiayaan tahun 2021 bisa mencapai Rp 1 triliun. CEO Alami Dima Djani yakin perusahaan bisa mencapai target karena merek Alami semakin kuat sebagai fintech syariah yang bertahan di masa pandemi. "Selain itu, tahun ini bisnis juga sudah berjalan lebih normal dibandingkan tahun 2020," terangnya.
Guna mencapai target tersebut, perusahaan akan memperbanyak kolaborasi dengan ekosistem teknologi. Bahkan, Alami telah meluncurkan aplikasi di Android dan IOS setelah sebelumnya sukses dengan aplikasi versi website.
Sementara itu, Investree Syariah telah menyalurkan pembiayaan Rp 226 miliar hingga Februari 2021. Nilai pembiayaan tersebut disalurkan kepada 208 peminjam yang tersebar di berbagai daerah.
Selama bulan Ramadan, Investree akan menghelat beberapa acara kolaborasi dengan rekanan yang ada dalam ekosistem Investree untuk meningkatkan literasi para pelaku UKM tentang akses permodalan digital yang mudah, cepat, dan penuh berkah sekaligus mempromosikan kampanye #TumbuhdenganBerkah.
Akan dibahas kiat-kiat pengembangan usaha supaya lebih solid dan berkelanjutan di tengah masa pandemi. Dengan dikemas dalam format webinar atau Instagram Live. Investree akan memberikan pembaruan tentang detail acara ini di kanal-kanal media sosial resmi Investree.
"Melalui kolaborasi dengan rekanan strategis dalam ekosistem digital dan keuangan serta inovasi produk dan layanan pembiayaan, Investree mengaku berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi bisnis digital bagi UKM," terang Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi.
Investree telah meluncurkan layanan Investree Syariah sejak tahun 2018 dan menjadi platform fintech syariah pertama yang mendapatkan surat rekomendasi penunjukan tim ahli syariah dari Dewan Syariah Nasional. Perusahaan mengantongi dua izin usaha dari OJK yaitu konvensional dan syariah.